Sayyidina Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah berkata: “Aku adalah budak
bagi orang yang mengajarku walau satu huruf”. Dari perkataan tersebut
menunjukkan betapa mulianya seorang guru. Pahlawan tanpa tanda jasa ini sangat
besar pengaruhnya kepada kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Manusia dilahirkan di dunia dibekali dengan potensi. Tugas manusia adalah
bagaimana mengembangkan potensi yang telah dimilikinya tersebut. Manusia yang dilahirkan kedunia ini telah membawa potensi-potensi
(kesanggupan-kesanggupan), seperti potensi berjalar, melihat, mendengar, berbicara, berfikir, dan
lain-lain. Namun potensi-potensi ini masih berupa potential ability (kesanggupan)
belaka, belum dapat diwujudkan dalam actual ability (prestasi atau perbuatan nyata) kecuali telah datang masa
kematangan dan mengalami perkembangan dan latihan-latihan atau belajar. Maka
dari itu manusia harus belajar.
Mengapa manusia harus belajar?
Karena manusia sewaktu dilahirkan ke dunia ini merupakan makhluk yang paling
lemah walaupun telah berpembawaan, namun pembawaan ini tidak mungkin berkembang
baik tanpa pengaruh dari luar. Hewan yang baru dilahirkan oleh induknya,
beberapa jam setelah dilahirkan ia sudah dapat berdiri, berjalan, dan menetek
kepada induknya. Tetapi bagaimana dengan bayi yang baru dilahirkan? Untuk dapat
berdiri, berjalan butuh waktu berbulan-bulan menunggu masa kematangan dan
memerlukan latihan atau belajar. Dengan demikian perlu
adanya suatu pemahaman yang benar mengenai arti belajar beserta teori-teori
belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh
para pendidik khususnya para guru.